BAB III. " Perencanaan Dan Tujuan Hidup "


III. PERENCANAAN DAN TUJUAN HIDUP

PENDAHULUAN
Perencanaan  adalah kegiatan yang bertujuan dengan waktu berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya. Seperti ;
Perencanaan program mahasiwa termasuk perencanaan utama, bukan merupakan hal baru bagi mahasiwa, baik perencanaan 3 tahunan, 4 tahunan maupun perencanaan sampai tingkat yang paling tinggi sudah direncanakan sejak awal menduduki perguruan tinggi. Namun, perencanaan perlu pula dilakukan untuk perencanaan strategis, yaitu perencanaan yang dapatkah seorang mahasiswa dapat berjalan pendidikanya dalm suatu universitas dengan baik dan menghasilkan dirinya yang tentunya berkualitas tinggi untuk kedepannya.

Suatu perencanaan yang baik baik harus berpedoman pada pada 5 W dah 1 H , yaitu :
What, artinya tindakan apa yang harus dikerjakan
Why,artinya  apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan
Where, artinya dimanakah tindakan itu dilaksanakan
When, artinya kapan tindakan itu dilaksanakn
Who, artinya siapakah yang mengerjakan tindakan itu
Whom, artinya bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu.
Dalam kehidupan ini , seseorang harus memiliki perencanaan dan tujuan hidup untuk dimulai dari sekarang dan kedepannya. Seseorang yang memiliki pedoman definisi tersebut, tau bagaimana apa yang dapat ia lakukan untuk hidupnya. Karena perencanaan dengan tujuan hidup itu, menentukan langkah apa yang ia ambil dalam kehidupannya.

Isi
Maka dari itu, seseorang wajib menetapkan tujuan bagi setiap waktu dan perbuatannya, dan memprogram kehidupannnya berdasarkan prinsip nya
ujuan kehidupan manusia dapat dipilah dalam dua bagian :
1. Tujuan besar, umum, dan permanen. Tujuan Strategis
2. Tujuan kecil, parsial, dan periodek. Tujuan taktis.

Tujuan kecil harus digunakan untuk tujuan besar. Tujuan besar dan teragung yang mungkin bisa diupayakan manusia dalam kehidupan ialah berusaha mendapatkan keridhaan Allah, Tuhan semesta alam, dengan sarana-sarana yang diizinkan Allah.
.Pada topik ini, penulis berusaha mematri sejumlah pemikiran yang membantu manusia menentukan tujuan dalam sisi-sisi kehidupan mereka yang beragam. Pemikiran-pemikiran sebagai berikut:

Janganlah membiasakan diri mengerjakan sesuatu tanpa tujuan. Diri kita ibarat anak kecil. Bila terbiasa dengan sesuatu maka ia tidak akan meninggalkannya. Bisa saja sebagian orang bertanya, apakah seluruh kehidupan harus dijalani dengan serius. Jawabannya tidak, sebab jiwa pasti tidak sanggup. Namun rehatlah pada waktu yang tepat dengan cara-cara yang sesuai. Dengan demikian, istirahat anda mempunyai tujuan dan tetap berada dalam bingkainya.

Sebelum menentukan tujuan, anda harus mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki atau diperkirakan ada. Setelah itu, barulah tujuan ditentukan berdasarkan kemampuan tersebut. Jadi, tujuan hidup tidak boleh berupa khalayan semata, dalam arti kemampuan yang disiapkan sangat pas-pasan. Taruhlah anda ingin melakukan bisnis. Anda harus realistis melihat berapa modal yang anda bisa siapkan untuk bisnis tersebut, baru menentukan proyek bisnis berdasarkan besarnya modal.


. Tujuan yang dicapai harus sepadan dengan waktu yang anda tentukan untuk merealisirnya. Ketahuilah bahwa “pembunuh” tujuan mulia yang paling berbahaya adalah ketiadaan waktu yang cukup untuk merealisirnya.Sama seperti orang yang ingin mengantongi ijazah dokter spesialis hanya dalam tempo satu tahun setelah lulus dari SMU.

Tujuan yang ingin direalisir hendaknya tujuan yang syar’I (legal), sebab tujuan sangat banyak macamnya dan hidup tidak menjadi sempit, kecuali bagi orang-orang yang lemah. Buktinya, Nabi Yunus a.s. tidak kehilangan aktivitas ketika terkurung di perut ikan, sebab beliau termasuk orang yang bertasbih kepada Allah.

Tujuan harus konkrit (ditentukan), jelas, dan spesifik. Tujuan yang tidak konkrit dan tidak jelas membuat orang tak mampu meraih apa yang ia inginkan atau tidak mengetahui apa sesungguhnya yang ia inginkan. Contohnya, seorang mahasiswa ingin lulus dari perguruan tinggi, tetapi ia tidak menentukan spesialisasi apa yang diinginkan, perguruan tinggi mana yang dikehendaki, dan kapan hal itu dilaksanakan. Karena tujuannya tidak spesifik, ia mengalami kesulitan merealisasikannya.


Diantara syarat terealisirnya tujuan ialah membuat rencana untuk mencapainya. Mungkin saja anda memiliki tujuan yang besar, memungkinkan untuk dicapai, legal, dan konkrit. Namun, bila jalan untuk meraihnya tidak dijelaskan maka akan tinggal sebagai gagasan dan cita-cita belaka, jadi realisasi tujuan harus disertai perencanaan.
Inilah persimpangan jalan antara orang-orang yang serius dengan orang-orang yang santai dalam menyikapi kehidupan. Orang-orang yang bersemangat tinggi merumuskan tujuan yang amat konkrit. Selanjutnya ia merumuskan dan menyiapkan mekanisme realisasinya. Adapun oran-orang yang suka menunda-nunda dan menganggur, betapa banyaknya tujuan utopis mereka, tetapi mereka tidak mengambil satu langkah pun untuk mewujudkannya!

Setelah menyelesaikan perencanaan, menyiapkan kebutuhan, dan menentukan waktu realisasi, langkah selanjutnya adalah realisasi perencanaan untuk mencapai tujuan. Di sini seseorang perlu menentukan pihak yang akan merealisir, pihak yang melakukan supervise, dan mencatat setiap tahap kemajuan.
Ketika seseorang melangkah mendekati tujuannya, ia akan menemui banyak kendala. Terkadang hal itu memaksanya mengkaji ulang sebagian rencana, lalu memikirkan tujuan-tujuan periodic yang mengantarkannya kepada tujuan utama. Ia harus berkosentrasi untuk merealisir tujuan dengan penuh keyakinan, bertekad bulat untuk mencapai tujuan tanpa ragu, dan berkeyakinan bahwa dirinyalah satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab atas terwujudnya tujuan tersebut, dan bukan orang lain.

Tujuan yang ingin diwujudkan harus dipandang sebagai kebutuhan sehingga lebih diutamakan untuk dikerjakan daripada aktivitas lain. Bisa saja seseorang memiliki tujuan yang sudah lengkap syarat-syaratnya, tetapi ia tidak merasa membutuhkannya. Perhatiannya justru tersedot kepada tujuan lain yang dianggapnya lebih mendesak. Akibatnya, ia sibuk menyiapkan tempat istirahat untuk seminggu pada liburan semester, padahal rumah untuk tempat tinggal selama setahun belum dibangun.
Ketika menentukan tujuan dan berusaha mewujudkannya, seseorang harus menjadikannya sebagai obsesi dan menghendaki peningkatan. Kehidupan itu terbatas dan kesempatan tidak datang berulang kali. Jadi, barangsiapa menghabiskan waktu dan kehidupannya untuk hal-hal yang remeh, ia bagaikan hidup di kaki gunung urusan-urusan sepele itu dan tidak sanggup mendaki sampai ke puncak tujuan.
Ini seperti seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi, lulus SMU dengan nilai memuaskan, dan menyimpan berbagai potensi untuk meneruskan studinya sampai mencapai gelar doctor. Namun, ia merasa cukup dengan apa yang telah diwujudkannya di SMU dan mencari pekerjaan yang terbatas. Orang seperti ini bisa dibilang mengubah hidup-hidup seluruh potensinya karena tujuannya kelewat sederhana dan cita-citanya terbatas.


Jika tujuan utama sudah ditentukan dan seluruh syarat pendahuluannya tersedia, anda wajib membagi tujuan utama itu ke dalam tujuan-tujuan parsial, periodic dan kecil. Setiap kali berhasil merealisir satu dari tujuan-tujuan tersebut, berarti anda lebih dekat kepada penyempurnaan tujuan utama anda. Terealisirnya semua tujuan periodik dan kecil merupakan pertanda bahwa tujuan utama anda sudah terwujud dengan sempurna.


Salah satu kiat sukses dalam mencapai tujuan adalah merahasiakan tujuan dan usaha realisasinya dari orang-orang yang tak perlu tahu. Ini sejalan dengan hadis, “gunakan kerahasiaan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain.” Barang siapa tidak mampu menjaga rahasia dirinya, jangan salahkan orang lain jika orang itu menyebarkannya. Berapa banyak tujuan menjadi hilang sia-sial atau gagal direalisir karena kerahasiaannya dibeberkan sendiri oleh si pemilik tujuan.

PENUTUP
Maka itu, sebuah perjalanan hidup harus didasari dengan perencanaan ( planning ) dan tujuan hidup. Karena dengan pedoman itu kita dapat menentukan rencana-rencana apa saja yang dapat kita ambil, tentukan kemudian untuk tujuan hidup kita , baik untuk kita sendir ataupun untuk orang lain. Karena pedoman perencanaan dan tujuan hidup ini, harus sudah kita pikirkan untuk masa depan kita.
Dan dalam perencanaan harus memiliki pedoman, sebagai berikut ;

Suatu perencanaan yang baik baik harus berpedoman pada pada 5 W dan 1 H , yaitu :
What, artinya tindakan apa yang harus dikerjakan
Why,artinya  apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan
Where, artinya dimanakah tindakan itu dilaksanakan
When, artinya kapan tindakan itu dilaksanakn
Who, artinya siapakah yang mengerjakan tindakan itu
Whom, artinya bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu.


DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
ekonomi primagama kelas 12
ekononomi kelas 12 karangan yudhistira. 
  






0 comments:

Post a Comment

Followers

widget statistik

Powered By Blogger

.