Tuesday, December 13, 2011 |
0
comments
Keamanan dan Kontrol Sistem Informasi
A. Pentingnya Pengendalian Sistem Informasi
Pengendalian dalam sebuah system informasi dimaksudkan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan manajer system informasi untuk meyakinkan bahwa pengendalian-pengendalian di dalam system teknologi informasi masih tetap dilakukan dan masih efektif dalam mencegah ancaman dan gangguan terhadap system informasi.
Pengendalian dalam system informasi mempunyai arti sejauh mana pengendalian aplikasi mempunyai peran dalam mencegah dan mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan . Sebuah pengendalian dikatakan berhasil ketika kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir. Betapa pentingnya informasi dalam kehidupan manusia, sehingga informasi yang datang tidak boleh terlambat , tidak boleh bias(berat sebelah) harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan relevan dengan penggunanya,sehingga informasi tersebut menjadi informasi yang berkualitas dan berguna bagi pemakainya. Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas perlu dibangun sebuah sistem informasi sebagai media pembangkitnya. Sistem informasi merupakan cara menghasilkan informasi yang berguna . informasi yang berguna akan mendukung sebuah keputusan bagi pemakainya.
B. Tugas Pengendalian Dalam System Informasi
Pengendalian dalam sebuah sistem pada dasarnya berarti menjaga agar sistem beroperasi dalam batas prestasi tertentu. Sebuah sistem yang berada dalam kendali akan beroperasi dalam batas toleransi yang telah ditentukan.
Keluaran dari sebuah sistem kadang-kadang tidak sesuai dengan keluaran yang semestinya (standar), hal ini membutuhkan pengendalian melalui sistem umpan balik untuk mencari gangguan-gangguan yang menghambat, sehingga terjadi hal seperti itu.
Agar sistem umpan balik itu dapat berjalan baik maka sistem harus memiliki standar keterukuran keluaran, sensor yang dapat menangkap kondisi setiap keluaran, alat yang dapat membandingkan keluaran yang terjadi dengan keluaran standar, serta alat yang bergerak mengoreksi masukan. Oleh karena sistem keorganisasian mempunyai sifat terbuka, berbagai kemungkinan gangguan bisa terjadi dan tidak terduga. Mengingat hal itu manajer harus mampu dan siap menghadapi segala kemungkinan gangguan dalam hal inilah berlaku “hukum variasi kebutuhan pengendalian”. Tentu saja tidak seluruh tanggapan korektif dari sistem umpan balik harus diterima, hal ini akan tergantung kepada kepentingan organisasi, karena itu berlaku fungsi penyaringan. Artinya hal-hal yang tidak prinsipil dan tidak terlalu mengganggu jalannya organisasi tanggapan korektif bisa diabaikan.
Adapun beberapa unsur pengendalian adalah sebagai berikut :
- suatu standar yang memmemperincikan prestasi yang diharap.hal ini besa berupa anggaran prosedur pengoperasian,atau suatu algoritma keputusan.
- suatu ukuran prestasi aktual.
- suatu perbandingan antara prestasi yang diharapkan dan nyata.
- suatu laporan penyimpangan pada sebuah unit pengendalian, misalnya seorang manajer
- suatu rangkaian tindakan yang diambil unit pengendalian untuk mengubah prestasi mendatang kalau saat ini ada keadaan yang kurang menguntungkan disertai serangkaian aturan keputusan untuk pemilihan jawaban yang tepat.
Tugas Pengendalian Dalam Sistem Informasi Yang Terdiri Dari :
a. Kontrol Proses Pengembangan.
Selama fase disain dan analisis dari siklus hidup system, Analis System, DBA dan Manajer Jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu dalam disain system. Selama fase implementasi, programmer menggabungkan kontrol tersebut ke dalam system. Disain system dikontrol dengan cara menggabungkan kontrol software menjadi lima bagian pokok. Untuk memastikan bahwa CBIS yg diimplementasikan dpt memenuhi kebutuhan pemakai atau berjalan sesuai rencana yaitu ;
1. Fase Perencanaan :Mendefinisikan tujuan dan kendala
2. Fase Analisis & Disain : Mengidentifikasi kebutuhan informasi
pada kriteria menyusun disain dan standar operasi CBIS
3. Fase Implementas : Mendefinisikan program pengujian yg dapat
diterima memenuhi criteria penampilan untuk
memelihara CBIS
4. Fase Operasi & Kontrol : Mengontrol CBIS selagi berevolusi selama
fase SLC yang diimplementasikan dapat
memenuhi kebutuhan.
b. Kontrol Desain Sistem.
Tujuan untuk memastikan bahwa disainnya bisa meminimalkan kesalahan, mendeteksi kesalahan dan mengoreksinya. Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar dari manfaatnya. Nilai atau manfaat adalah tingkat pengurangan resiko, yang terdiri dari :
1. Permulaan Transaksi (Transaction Origination)
ialah Perekaman satu elemen data/lebih pada dokumen sumber
2. Permulaan Dokumentasi Sumber
ialah Perancangan dokumentasi, Pemerolehan dokumentasi dan Kepastian keamanan dokumen.
4. Kewenangan
ialah Bagaimana entry data akan dibuat menjadi dokumen dan oleh siapa.
5. Pembuatan Input Komputer
ialah Mengidentifikasi record input yang salah dan memastikan semua data
input dan diproses.
6. Penanganan Kesalahan
ialah Mengoreksi kesalahan yang telah dideteksi dan menggabungkan record yang telah dikoreksi ke record entry.
7. Penyimpanan Dokumen Sumber
ialah Menentukan bagaimana dokumen akan disimpan dan dalam kondisi.
bagaimana dapat dikeluarkan.
c. Kontrol Pengoperasian Sistem.
Kontrol pengoperasian sistem dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dan
keamanan. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan
menjadi 5 area, yaitu :
keamanan. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan
menjadi 5 area, yaitu :
1. Struktur organisasional
Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang spesialisasi. Analisis,
Programmer, dan Personel operasi biasanya dipisahkan dan hanya
mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area pekerjaannya sendiri.
2. Kontrol perpustakaan
Perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku, dimana
didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat penyimpanan
media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang boleh mengakses
perpustakaan media hanyalah pustakawannya.
3. Pemeliharaan Peralatan
Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut Customer
Engineer (CE) atau Field Engineer (FE) atau Teknisi Lapangan menjalankan
pemeliharaan yang terjadwal atau yang tak terjadwal.
4. Kontrol lingkungan dan keamanan fasilitas
Untuk menjaga investasi dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus seperti ruang
computer harus bersih keamanan fasilitas yang harus dilakukan dengan
penguncian ruang peralatan dan komputer.
5. Perencanaan disaster
Terdiri dari :
i. Rencana Keadaan darurat
Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja perusahaan
ii. Rencana Backup
Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan operasinya
dari ketika terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara
normal.
normal.
iii. Rencana Record Penting
Rencana ini mengidentifikasi file data penting & menentukan
tempat penyimpanan kopi duplikat.
iv. Rencana Recovery
Rencana ini mengidentifikasi sumber-sumber peralatan pengganti,
fasilitas komunikasi dan pasokan-pasokan.